Apa itu Toksin ?
Toksin adalah segala bentuk zat yang memiliki efek destruktif bagi fungsi sel dan struktur sel tubuh. Beberapa jenis toksin bersifat fatal, dan beberapa jenis lain bersifat lebih ringan.
Sumber-sumber toksin antara lain adalah :
1. Logam berat
Contohnya raksa (Mercury, Hg), timbal atau dalam bahasa Inggris lead (Plumbum, Pb), serta aluminium (Al). Orang yang tinggal di perkotaan dan di daerah industri sangat rentan tercemar logam-logam ini.
2. Toksikan (bagi) hati
Contohnya zat-zat kimia, obat-obatan, pengawet makanan, pestisida, dan herbisida. Zat-zat ini lazim masuk ke dalam tubuh baik secara sengaja (misalnya obat), maupun secara tidak sengaja, misalnya terbawa oleh makanan (pengawet makanan, atau pestisida/herbisida yang terbawa sayuran akibat pencucian yang kurang bersih). Dalam tubuh, hati berfungsi sebagai
detoksikan bagi tubuh, bekerja mengubah zat-zat yang bersifat toksik bagi tubuh menjadi zat yang tidak toksik. Namun akibat fungsinya ini, lama-kelamaan hati juga akan rusak apabila 'diserang' secara bertubi-tubi.
3. Senyawa mikrobial
Misalnya toksin-toksin yang dikeluarkan oleh bakteri dan jamur (misalnya aflatoksin yang dikeluarkan oleh kapang yang umum terdapat dalam kacang-kacangan).
4. Produk urai protein
Dalam hal ini protein yang dimaksud adalah protein apapun yang kita makan. Hasil urai protein seperti urea dan amonia akan dibuang melalui ginjal yang bertugas menyaring darah. Sama halnya dengan hati, apabila mengalami 'serangan' bertubi-tubi, ginjal pun dapat mengalami kerusakan.
Sistem Detoksifikasi Tubuh
Tubuh kita sesungguhnya memiliki mekanisme detoksifikasi sendiri. Sistem detoksifikasi tubuh yang utama adalah :
Kulit, melalui keringat
Usus, melalui feces dan cairan lambung
Ginjal, melalui urin
Hati, melalui proses enzimatik agar toksin bisa lebih larut dan efek toksiknya berkurang/hilang
Untuk melakukan pengecekan terhadap adanya toksin tubuh, diperlukan pemeriksaan fisik oleh dokter. Dokter juga akan melihat sejarah penyakit seperti obesitas, diabetes, batu ginjal, psoriasis, penggunaan hormon, keterpaparan terhadap zat kimia dan logam, penggunaan antibiotik, hepatitis virus dan penggunaan alkohol. Jika perlu, sampel urin, feces, darah atau bahkan rambut bisa jadi diperlukan untuk analisis laboratorium.
Detoksifikasi oleh Hati
Kondisi hati yang normal memiliki fungsi penting untuk melindungi tubuh dari bahaya kanker, karena hampir 90 persen kanker disebabkan oleh karsinogen lingkungan, seperti air, makanan, udara dan kekurangan gizi. Namun fungsi hati ini juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti usia, kurangnya aktivitas dan kurang gizi. Fungsi hati sebenarnya dapat ditingkatkan secara nyata dengan makan makanan yang bergizi, dan minum obat tradisional atau herbal drug yang berfungsi meningkatkan fungsi hati. Dengan fungsi hati yang normal, sekitar 99 persen toksin dan toksin bakteria dapat disingkirkan.
Sekali toksin telah diubah menjadi bentuk yang tidak toksik, maka toksin tersebut harus segera dibuang. Empedu menyediakan cairan empedu untuk mengangkut zat-zat toksik dan kolesterol. Di usus, cairan ini akan diserap oleh serat, dan dibawa bersama serat untuk dibuang melalui feses. Makanan rendah serat dapat mengakibatkan sedikitnya toksin yang dibuang, dan akibatnya banyak toksin yang tertinggal di dalam tubuh. Lebih buruk lagi, bakteri di usus akan mengubah toksin-toksin tersebut menjadi bentuk yang lebih berbahaya.
Proses enzimatik hati bekerja menetralisir senyawa-senyawa kimia yang tidak diinginkan seperti obat, pestisida, dan toksin dari perut. Proses ini menghasilkan radikal-radikal bebas yang bisa merusak hati, kecuali tubuh memiliki cukup antioksidan, vitamin dan mineral. Karena itu, banyak makan buah-buahan segar, sayur-sayuran, whole grain, polong-polongan, biji-bijian dan kacang-kacangan merupakan cara ideal untuk memberikan gizi yang diperlukan tubuh.
Ketika seseorang mengalami kerusakan pada proses enzimatik hati, orang tersebut akan mudah menjadi lelah, dan cenderung lebih mudah mengalami gangguan pencernaan dan alergi. Semua ini bisa dihindari apabila orang tersebut memiliki gaya hidup sehat dan selalu makan makanan yang sehat dan bergizi. Menghindari lemak, gula yang dimurnikan (refined sugar) dan alkohol adalah salah satu cara bijak menghindari kerusakan hati. Mengkonsumsi multivitamin sangatlah penting, bersama-sama dengan vitamin C, E dan Beta-karoten. Kelompok vitamin B bersifat esensial, dan herbal drugs seperti silymarin telah terbukti efektif menjaga kesehatan hati.
Bagaimana cara Detoksifikasi?
Sebenarnya kita bisa membantu tubuh melakukan detoksifikasi sendiri. Namun detoksifikasi ini memerlukan rencana yang matang dan idealnya harus dilakukan pada waktu-waktu tertentu/berkala, rutin dan di bawah pengawasan tenaga medis atau dokter. Mengadopsi gaya hidup sehat dan melakukan aktivitas fisik yang rutin juga membantu pencernaan dan proses detoksifikasi.
1. Diet
Idealnya adalah tipe diet rendah lemak, tinggi karbohidrat kompleks. Cobalah hindari gula, alkohol, lemak, obat-obatan terlarang dan zat-zat lain yang bersifat merusak. Fokuslah pada makanan-makanan bergizi yang mengandung banyak air dan serat larut seperti apel dan pear, juga kacang-kacangan, brokoli dan kubis. Makanan yang kaya akan kandungan selnya juga sangat berguna, contohnya bawang bombay. Secara umum, makanan segar, sayuran, whole grains, polong-polongan, biji-bijian dan kacang-kacangan adalah pilihan terbaik.
2. Pembersihan dan detoksifikasi
Jamu-jamuan dapat digunakan untuk membersihkan sistem parasit dan bakteri pada usus dan juga organisme-organisme lain.
3. Puasa
Cara yang cepat untuk membuang zat-zat beracun dan meningkatkan proses pemulihan hati adalah dengan berpuasa. Jumlah hari dan jenis puasanya bervariasi. Boleh dengan puasa tiga hari hanya dengan air dan jus buah, tapi pastikan Anda mendapatkan nasihat dari profesional. Selama berpuasa, hindari kafein dan minuman bersoda. Istirahat juga penting. Setelah berpuasa, perlahan-lahan biasakan kembali tubuh Anda dengan makanan padat.
4. Suplemen
Selain menggunakan suplemen untuk kebutuhan nutrisi secara umum, gunakan
pula suplemen herbal untuk menunjang fungsi hati.
Yang lebih penting dari poin-poin di atas adalah program detoksifikasi jangka panjang yang terukur melalui perubahan gaya hidup, dan minum suplemen untuk membantu membersihkan saluran pencernaan dan menunjang fungsi hati. Puasa rutin yang dilakukan secara periodik adalah cara yang baik untuk membantu menghindari akumulasi zat-zat toksik dalam tubuh. Jika Anda mencoba mengikuti program detoksifikasi yang diberikan oleh lembaga profesional, sebaiknya Anda mengetahui bahwa tiap lembaga memang memiliki cara masing-masing namun semuanya berdasar pada prinsip-prinsip di atas.
Program Detoks (Detoksifikasi)
Secara etimologi (bahasa) detoksifikasi berasal dari kata ‘de’ yang berarti ‘tidak’ dan ‘toksid’ yang berarti ‘racun’. Sedangkan secara terminologi (istilah) detoksifikasi berarti program penghilangan racun yang terkumpul dalam tubuh, terutama toksid-toksid yang terdapat di hati, ginjal, darah, usus, dan limfa.
Proses detoksifikasi yang baik biasanya menggunakan obat-obatan alami yakni tumbuhan obat atau herba. Ciri pengobatan dengan cara ini tidak bisa menghilangkan penyakit secara langsung (butuh proses). Terkadang akan timbul reaksi-reaksi tertentu yang bisa jadi terasa semakin sakit (adanya proses DOC). Proses ini tidak akan berlangsung lama jika kita terus mengkonsumsi herba secara teratur.
Dan ingatlah bahwa setiap pengobatan yang tidak dimulai dengan proses detoks (DOC) sukar untuk disembuhkan secara total.
Untuk mencapai hasil yang maksimal maka detoksifikasi harus meliputi 3 (tiga) tahapan, yaitu:
1. Program Pembersihan, dilakukan selama 3 (tiga) bulan.
2. Program Pembinaan, dilakukan selama 3 (tiga) bulan.
3. Program Pemantapan, dilakukan seumur hidup.
Bagian terpenting tubuh yang perlu mendapatkan detoks (detoksifikasi) adalah usus (colon), hati (liver), darah (blood), ginjal (kidney), dan lymph (lymfotik).
3 Detoksifikasi Usus (Colon)
1. Memahami Sistem Usus
Makanan melewati sistem usus memerlukan waktu sekitar 14 jam (masa transit). Makanan yang tidak seimbang, kekurangan serat dan air, penggunaan anti biotik dan tekanan perasaan bisa memperlambat waktu transit tersebut. Sebagian kecil sisa kotoran yang ada akan dikeluarkan badan. Dalam sebuah kajian autopsi ditemukan sekitar 10 hingga 15 pound sisa kotoran yang melekat pada lipatan-lipatan usus kecil dan besar orang dewasa. Sisa kotoran ini akan menjadi pemicu munculnya penyakit-penyakit kronik.
Sebab-sebab usus tersumbat dan bertoksid :
a) Makanan yang tidak seimbang
Pengambilan makanan yang tidak seimbang meningkatkan kadar keasaman (asid-forming foods) seperti gula, tepung, makanan siap saji (fast food), dan sebagainya.
b) Makanan proses
Makanan proses akan mengurangi kesan elektrolisis dalam badan dan selanjutnya mengakibatkan cairan empedu yang semestinya membantu pencernaan menjadi lebih berasid (asam). Cairan empedu tidak bisa mencerna makanan dengan sempurna justru akan mengakibatkan pembinaan pelekat plag pada mukosa (false mucoid lining) di dinding-dinding usus.
c) Plag
Plag ini bisa menghalangi penyerapan segala obat dan zat makanan yang dimakan, selain itu pada waktu yang sama menjadi sumber toksid. Sisa kotoran dan kuman jahat diserap masuk ke dalam saluran darah dan hati secara berterusan yang dikenal sebagai auto-intoxication.
d) Toksin
Toksin semakin membebani usus dan aliran darah, sedangkan tubuh tidak lagi mampu menghasilkan nutrien yang cukup. Akibatnya hati akan terpaksa menerima keadaan ini dan tidak lagi mampu menapis semua toksin hingga akhirnya sistem imun (daya tahan) tubuh turut lemah untuk melawan penyakit.
Penyumbatan usus dan toksid seperti di atas akan menyebabkan gejala penyakit seperti: kepala pusing, kelesuan, nafas berbau, sakit pada persendian, dan gatal-gatal pada kulit. Selain itu akan menimbulkan dampak psikologis seperti emosi dan munculnya pikiran negatif.
2. Menghilangkan Toksid Pada Usus.
Usus besar yang sehat akan mengeluarkan najis (tinja/kotoran) tidak lebih dari 14 jam. Jika najis tersebut tidak segera dikeluarkan akan menjadi toksid dan diserap ke dalam sistem peredaran darah tubuh dan seterusnya disimpan dalam tubuh. Proses ini disebut auto-intoksikasi.
Herba tuju angin, terbuat dari mengkudu hutan (Morinda eleptika) yang memiliki bahan aktif morindin berfungsi membuang toksid yang ada dalam usus. Selain itu bahan aktif tersebut juga dapat berfungsi sebagai anti kanker usus dan bersifat probiotik.
4 Detoksifikasi Hati (liver)
1. Memahami Sistem Hati
Hati yang sehat kelihatan licin, berwarna coklat kemerah-merahan. Ukuran hati antara 12-15 cm. Sel hati tersusun rapi dan ia mengandung saluran darah vena porta, arteri hepatic, dan saluran empedu. Ketiga struktur ini penting untuk membantu hati menjalankan fungsinya. Darah mengalir melalui hati membawa bahan makanan untuk diproses supaya dapat digunakan sebagai pertumbuhan.
Pada saat yang sama, darah yang mengalir melalui hati juga membawa banyak bahan toksid yang akan diproses oleh hati dan mengeluarkan toksid tersebut dari tubuh. Cairan empedu juga penting untuk membantu pencernaan.
Fungsi / peranan organ Hati :
a) Merupakan pembakar lemak yang utama dalam tubuh manusia serta mengatur metabolisme lemak melalui satu set biochemical pathway (jejak aliran biokimia) yang lengkap (complicated).
b) Memompa keluar lemak yang berlebihan dari badan melalui empedu ke dalam melalui usus kecil (small intestines)
c) Sebagai penapis dan bisa menyaring bakteri serta virus dari aliran darah.
d) Menghancurkan dan mengeluarkan bahan toksin dalam tubuh.
Hati mempunyai banyak sel pemangsa seperti fagosit yang disebut sel kupffer. Sel ini berfungsi sebagai penapis yang efektif. Apabila darah mengalir melalui hati, sel pemangsa ini membersihkan darah dengan memusnahkan bahan toksid, bakteri, virus parasit sel tumor, dan partikel asing yang bisa membahayakan tubuh.
Kegagalan / kelemahan fungsi hati menyebabkan bahan beracun tidak dapat dikeluarkan dari tubuh. Pesakit akan mengalami ensefalopati dan seterusnya tidak sadarkan diri (pingsan). Bahan toksid seperti ammonia akan dibawa ke otak dan mengakibatkan daya konsentrasi menurun sehingga pesakit menjadi pingsan dan koma. Jika hati rusak, susunan sel hepatosit menjadi tidak teratur, permukaan hati menjadi kasar, mengeras, dan ukuran hati mengecil. Keadaan ini disebut sirosis hati. Selain itu kelemahan fungsi hati akan meningkatkan peluang menghadapi penyakit kardiovaskular (jantung) seperti atherosclerosis (penyumbatan saluran arteri), tekanan darah tinggi, serangan jantung, lumpuh, serta kelebihan berat badan (akibat adanya timbunan lemak dalam tubuh).
2. Menghilangkan Toksid Pada Hati
Teh Asiatica plus, terbuat dari tanaman Antanan atau Pegagan (Centella asiatica) yang memiliki bahan aktif Asiatikosida. Rasanya yang pahit bertindak sebagai detoks (pembuang racun) terbaik bagi hati serta dapat menghancurkan toksid dalam tubuh yang berupa bahan kimia atau obat-obatan. Hati akan membakar bahan-bahan tersebut untuk kemudian dikeluarkan dari tubuh.
5 Detoksifikasi Darah (Blood)
1. Memahami Sistem Darah
Peredaran darah yang baik diperlukan untuk tubuh yang sehat. Zat-zat makanan diantarkan keseluruh tubuh oleh darah. Selain membawa oksigen kepada tisu-tisu (jaringan) badan, darah juga membawa toksid untuk dibuang melalui perkumuhan di ginjal maupun kulit.
Anda akan temui darah yang dikeluarkan melalui cara berbekam menjadi hitam, berbusa, kental seperti jelly, dan sebagainya. Kumpulan darah seperti ini menunjukkan terlalu banyak mengandung toksid. Selain berbekam, mandi sauna juga bisa mengurangi toksid dan melancarkan peredaran darah.
Omega 3 dapat berfungsi sebagai depuratic (pembersih darah). Ia juga berperan meningkatkan kandungan HDL dalam darah untuk menghindarkan berlakunya arteriosklerosis dan trombosis. Peningkatan LDL akan menjadikan darah semakin kental dan mengakibatkan tekanan darah tinggi.
2. Menghilangkan Toksid Pada Darah
Manusia normal umumnya memiliki kurang lebih 5 liter darah dalam tubuhnya, tetapi hal ini bergantung pada faktor umur, jenis kelamin, bangsa, diet (makanan yang dimakan), ketinggian dan berat badan. Darah mengangkut oksigen kepada tisu-tisu badan yang membawa keluar bahan buangan.
Organik mengkudu, terbuat dari tanaman Mengkudu (Morinda citrifolia) memiliki bahan aktif xeronin yang berfungsi sebagai pencuci darah dan mencairkan darah pada sistem cardiovaskular sehingga peredaran darah akan menjadi lebih lancar.
5.6 Detoksifikasi Ginjal (Kidney)
1. Memahami Sistem Kencing
Sistem kencing terdiri daripada ginjal, uterus, kandung kemih, dan uretra. Ginjal merupakan organ perkumuhan yang penting. Ia mempunyai unit-unit khusus sebagai penuras yang disebut nefron. Nefron terdiri dari tubuh ginjal dan juga glomelurus. Terdapat 3 juta nefron yang terdiri dari saluran-saluran halus. Di bagian inilah bahan-bahan yang diangkut oleh darah dikuras. Bahan-bahan yang tidak diperlukan dibuang sebagai air kencing, sementara bahan-bahan yang diperlukan diserap kembali oleh ginjal dan disalurkan ke seluruh tubuh.
Fungsi-fungsi buah pinggang (ginjal) antara lain:
a) Pembuangan urine (air kencing).
b) Pembuangan kotoran yang terdiri daripada urea, kreatinin (yang berasal dari protein).
c) Pengeluaran air yang berlebihan dalam badan.
d) Pengimbangan bahan elektrolit seperti sodium, potasium, dan kalsium.
Berikut daftar makanan yang perlu diperhatikan pengambilannya:
a) Protein
Daging, telur, ayam, itik, kerang, kupang, kepah, uram, ikan, tahu, paru-paru, susu tepung, susu lembu segar, kacang kedelai, keju, ketan, udang, dan kacang-kacangan.
b) Garam (natrium, potasium)
Kecap cair, kecap pekat, saos cabe, saos tomat, saos tiram, belacan, budu, cencaluk, ikan asin, ikan bilis, papadom, lobak asin, telur asin, pati daging & tauco, garam, kacang-kacangan, cendawan kuning, pisang, buah kurma, alpukat, kismis, buah badam, wortel, kubis, daun sadri, kentang, tauge, mentega, dan serbuk perasa.
Komplikasi yang muncul jika makanan tidak diperhatikan:
b) Protein
Pengambilan protein yang tinggi akan meningkatkan produksi bahan kotoran (urea, kreatinin) di dalam tubuh. Jika bahan ini tidak dibuang akan menyebabkan keracunan dalam tubuh.
c) Garam
Natrium
Pengambilan yang berlebihan akan mengakibatkan edema (bengkak air).
Potasium
Pengambilan yang tinggi akan menyebabkan gangguan otot terutama otot jantung menjadi tidak normal.
Cairan
Pengambilan yang tinggi akan menyebabkan edema (bengkak air).
2. Menghilangkan Toksid Pada Ginjal
Setiap gangguan pada ginjal akan mengakibatkan terganggunya fungsi organ tersebut. Salah satunya ialah terjadinya peradangan pada glomelurus yang menyebabkan menurunnya aliran darah ke ginjal sebagai alat penyaring sisa toksid yang membahayakan tubuh. Penurunan tersebut bisa mencapai 50%. Selain kondisi tersebut juga akan mengakibatkan berkurangnya air seni hingga separuh dari pengeluaran normal.
Malac, terbuat dari tanaman ilalang (Imperata cilindrica) yang memiliki bahan aktif ciritonin yang berfungsi sebagai pencuci filter ginjal. Malac merupakan herba diuretik yang akan merangsang pengeluaran air seni serta mempunyai kesan anti peradangan pada ginjal dan dapat mengurangi peradangan prostat serta mencegah terbentuknya batu karang.
7 Detoksifikasi Limfa (Lympfotik)
1. Memahami Sistem Limfa
Di dalam tubuh, sistem limfa sejalan dengan sistem arteri (pembuluh yang membawa darah dari jantung) dan vena (pembuluh yang membawa darah ke jantung). Limfa ialah sejenis cairan telus yang mengalir dalam sistem ini. Pembuluh limfa bergantung pada gerakan otot tubuh untuk melancarkan aliran limfa ke seluruh tubuh. Proses ini dibantu juga oleh pernapasan. Karena itu, pembuluh limfa membantu mengangkut bahan asing jauh dari daerah yang dijangkiti dan kemudian melewati nodus limfa untuk pemrosesan.
Dalam nodus limfa, sel-sel imun yang dikenal sebagai limfosit menghasilkan antibodi untuk melawan bakeria dan bahan asing lain. Limfa mengangkut keluar penceroboh asing seperti bakteria, protein luar, sisa sel badan, bahan buangan lain dari tisu / jaringan dalam tubuh ke dalam nodus limfa dimana sel-sel imun kemudian memusnahkannya. Ini mencegah tisu-tisu tubuh teracuni oleh sisa buangannya sendiri serta bahan beracun yang mungkin ditelan dan disimpan dalam tubuh.
Cara pijat yang bisa menggerakkan sistem limfa anda adalah seperti berikut :
Lakukan senam pernapasan.
Urut lengan dengan lembut dan kawasan yang bertaburan nodus limfa.
Bagi wanita lakukan urutan memutar di kawasan payudara.
Urut juga kaki ke arah groin (tempat dimana kedua kaki bersambung dengan badan) kearah bagian depan sebelah bawah perut.
2. Menghilangkan Toksid Pada Limfa
Sistem lymfotik (lymph) merupakan mekanisme imunitas yang penting dalam tubuh dimana pembuluh dan nodus limfa membentuk jaringan unik ini. Nodus limfa tersusun secara berkelompok di sekeliling tubuh, termasuk leher, ketiak, dan groin. Tanpa sistem limfa kita tidak akan mampu bertahan lama. Sisa pembuangan dalam tubuh yang tidak dapat disingkirkan akan menimbun dan seterusnya menyebabkan komplikasi dan kematian.
Minyak but-but, mengandung ramuan herba lebih dari 100 jenis herba, termasuk jenis tumbuhan yang digunakan oleh burung but-but untuk membuat sarang. Dengan mengusapkan minyak but-but pada bagian ketiak, leher, dada dan saluran pangkal paha, kita sebenarnya telah mengalirkan cairan limfa ke nodus untuk dimusnahkan oleh sel-sel limfotik.
Rabu, 18 Januari 2012
detoksifikasi
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Blog Indahnya Berbagi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar